JAKARTA-Mantan Wakil Presiden (Wapres) menilai Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri adalah pemimpin dan presiden paling demokratis dibanding presiden-presiden lain dalam 25 tahun terakhir.
Pasalnya, Megawati tidak pernah menggunakan kekuasaan untuk meraih dan menumpuk kekuasaan.
Jusuf Kalla lalu membandingkannya Megawati Soekarnoputri yang menjadi presiden pada Pemilu 2004.
Pada waktu itu, Megawati tidak pernah menggunakan kekuasaan untuk meraih dan menumpuk kekuasaan.
Seandainya Megawati menggunakan kekuasaan yang dimilikinya pada Pemilu 2004, dia pasti bisa berkuasa lima tahun lagi.
Namun Megawati Soekarnoputri justru bisa dikalahkan oleh dua menterinya sendiri yang berpasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla.
“Sebenarnya di antara semua Ibu Mega yang paling demokratis. Dia berkuasa, tetapi tidak menggunakan kekuasaannya saat berkuasa,” kata Jusuf Kalla.
Dia meneruskan, “Sehingga saya dan Pak SBY bisa mengalahkan Ibu Mega. Sekiranya dia memakai kekuasaan, pasti kita kalah. Tapi dia tidak.”
Sikap demokratis lain yang ditunjukan Megawati Soekarnoputri adalah mengizinkan Jusuf Kalla bertarung melawan Megawati.
“Saya menteri koordinator saat itu dan dia menghargai saya untuk melawan dia. Karena dia memegang prinsip-prinsip demokrasi,” ujarnya.
Adapun Jusuf Kalla adalah wakil presiden pada periode pertama Presiden SBY (2004-2009) dan periode pertama Presiden Jokowi (2014-2019).
JK menilai, konstitusi Indonesia sudah benar membatasi kekuasaan seorang presiden hanya dua periode atau 10 tahun.
Sebab lebih dari 10 tahun, kekuasaan itu akan bermasalah.
Salah satu contohnya adalah pada masa Presiden Jokowi saat ini.
Hal itu diungkapkan Jusuf Kalla dalam sambutannya pada sebuah acara yang videonya viral di media sosial sebagaimana dilihat pada Kamis 16 November 2023.
“Benar lah kata konstitusi harus 10 tahun pemimpin itu. Jangan lebih. Begitu lebih akan menghadapi masalah. Akan bermasalah,” ujar Jusuf Kalla dalam potongan video tersebut.