Oleh: MH Said Abdullah
Gagasan pemindahan Ibukota Negara (IKN) sesungguhnya telah ada sejak era pemerintahan Presiden Soekarno.
Bahkan pada 17 April 1957 Bung Karno sempat meletakkan batu pertama di Palangkaraya, Kalimantan Tengah sebagai “sister city” Jakarta.
Pertimbangannya Palangkaraya diharapkan membagi beban Jakarta sebagai ibukota negara.
Kedudukan Palangkaraya ini tidak menggantikan Jakarta sebagai IKN, tetapi berbagi beban terhadap kebutuhan daya tampung Jakarta.
Bung Karno berpandangan tidak ada tempat, selain Jakarta di Indonesia ini yang memiliki jejak sejarah dan saksi bisu perjuangan merebut kemerdekaan.
Pandangan ini tentu tidak dimaksudkan untuk mengerdilkan Bandung, Surabaya dan kota kota lain dalam perannya sebagai saksi sejarah perjuangan kemerdekaan.
Jakarta begitu memorable bagi tokoh tokoh pergerakan bangsa. Pertimbangan inilah yang agaknya menjadi faktor batalnya rencana pemindahan IKN pada masa Bung Karno.
Apalagi beban Jakarta pada masa itu tidak seberat Jakarta saat ini, apalagi Jakarta kedepan.