JAKARTA-Nilai tukar IDR terhadap USD selama perdagangan satu minggu kebelakangan ini melemah. USD-IDR diperdagangkan di sekitaran 9750-9800, didorong dengan penguatan USD yang mendominasi pasar mata uang dunia. Menguatnya USD ini telah terjadi karena investor sendiri telah mengantisipasi bahwa bank sentral Fed akan segera mengakhiri program QE3nya di saat yang bersamaan di mana bank-bank sentral dunia lainnya masih terus menambah jumlah dana yang tersedia di program quantitative easingnya. “Sebenarnya, kalau kita perhatikan pergerakan nilai mata uang di EM Asia terhadap USD sejak akhir tahun 2012 lalu, pergerakan Rupiah tidak terlalu buruk,” ujar analis divisi Treasury Advisory OCBC Gundy Cahyadi di Jakarta, Selasa (21/5).
Rupiah tercatat menguat sekitar 0,20% terhadap USD, hanya lebih buruk setelah THB, CNY, dan MYR di EM Asia. Yang menjadi masalah adalah kenyataan bahwa Rupiah telah melemah lebih dari 7% di tahun 2012, jauh dari -3,5% yang dicatat Indian Rupee sementara semua mata uang EM Asia lainnya malah menguat terhadap USD. Oleh karena itu, memang pada kenyataannya, Rupiah masih mempunyai banyak ruang untuk melakukan “catch-up”.
Komentari tentang post ini