JAKARTA-Pelemahan rupiah yang terus terjadi belakangan ini semakin memperparah persoalan pangan bagi rakyat Indonesia. Karena itu, Indonesia for Global Justice (IGJ) mendesak pemerintah dan DPR untuk tidak berspekulasi dalam menyikapi pelemahan nilai rupiah dengan kaitan masih tingginya ketergantungan Indonesia pada produk pangan impor. Hal ini dikarenakan ketergantungan pangan Indonesia terhadap produk impor masih tinggi yang didorong oleh liberalisasi perdagangan WTO di sektor pertanian. “Impor pangan kita semakin membengkak. Terhitung hingga per april 2013 impor pangan telah mencapai 2,23 Miliar US$,” ujar Direktur Eksekutif IGJ, Riza Damanik, di Jakarta, Minggu (25/8).
Seperti diketahui, sejak 20-22 Agustus 2013 nilai tukar rupiah mengalami penurunan terhadap mata uang dollar AS hingga mencapai Rp.11.008,-/dollar AS. “Kasus kelangkaan dan naiknya harga beberapa komoditas pangan di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir ini diperkirakan akan menjadi tragedi yang berkepanjangan. Pelemahan rupiah terhadap dollar AS akan mendorong tingginya biaya impor dan berdampak pada naiknya harga pangan impor”, jelas Riza.
Komentari tentang post ini