Negara katanya memiliki kewajiban dalam memelihara, mengonsep, mempertahankan budaya Indonesia secara komprehensif.
“Dimana salah satu unsur kebudayaan adalah sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi masyarakat,” terangnya.
Dia menjelaskan, dalam dunia global yang dicirikan sebagai saling terhubung (global interconnectedness), Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk merumuskan identitas budaya dan posisinya.
Karakteristik globalisasi yang membawa arus budaya global yang dikendalikan iklim kapitalisme dan neoliberalisme menggeser nilai budaya yang terkandung dalam pasar tradisional.
Karena itu, semestinya harus di imbangi dengan pemahaman akar budaya yang kuat.
“Neolib membawa kultur yang kekuatan dasarnya adalah kekuatan ekonomi dengan ‘ekonomi uang’ membuat nilai budaya yang terkandung dalam pasar tradisional kita kian tergerus,” tegasnya.
Dia melanjutkan, kebudayaan nasional Indonesia sebagai “puncak kebudayaan lokal,” yang merupakan unsur kebudayaan daerah yang berhasil diterima sebagai bagian dari sistem makna “nasional”, yang bersifat multi-daerah dan multi-etnis.
Komentari tentang post ini