Arief mengatakan, dengan nilai pembiyaan investasi sebesar Rp30 miliar, INAF akan mengembangkan produk natural extract.
Untuk pengembangan Central Processing Facility, nilai pembiayaan investasi juga sebesar Rp30 miliar dan modal kerja Rp10 miliar.
Sementara itu, nilai pembiayaan investasi untuk supporting function sebesar Rp10 miliar.
Lebih lanjut dia menyebutkan, INAF menargetkan bisa menyelesaikan semua fasilitas produksi beserta proyek pendukung tersebut pada akhir 2021, sehingga pengoperasiannya bisa dilaksanakan pada awal 2022.
Arief memperkirakan, pada tahun ini perseroan bisa mencatatkan total pendapatan bersih mencapai Rp2,5 triliun.
Sedangkan laba bersih pada tahun ini diproyeksikan sebesar Rp50 miliar.
“Kurang lebih tidak akan berbeda jauh antara farmasi dan alat kesehatan, fifty-fifty,” ujar Arief.
Pada Kuartal I-2021, INAF mampu mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp373,2 miliar atau meningkat 152 persen (year-on-year).
Menurut Arief, peningkatan penjualan bersih itu terutama ditopang oleh penjualan di segmen ethical sebesar Rp191,87 miliar dan alat kesehatan sebesar Rp175,49 miliar.
Komentari tentang post ini