Sejauh ini, jelas dia, transformasi bisnis tersebut sudah masuk ke dalam fase terbentuknya ekosistem kopi, termasuk minuman herbal.
“Bisnis ini mulai kami jalankan di Semester II-2020. Kontribusi terhadap pendapatan memang belum besar. Tetapi yang kami perhatikan adalah profit margin, karena adanya perubahan gaya hidup di tengah kondisi seperti saat ini,” papar Sugi.
Dia menyebutkan, pada Kuartal II-2020 sudah ada omzet yang diterima dari bisnis baru ini sebesar Rp3 miliar.
“Kami akan terus menyesuaikan bisnis ini dengan kondisi yang berkembang. Kesehatan (keuangan) kami diyakini akan naik dan laba bersih juga naik. Sekarang kami sedang fokus persiapan diri untuk di 2021,” ujar Sugi.
Pada pelaksanaan Public Expose GLOB hari ini, Sugi menyebutkan bahwa pada Semester I-2020 perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp2,27 miliar atau lebih besar dibandingkan rugi bersih di Kuartal I-2020 senilai Rp800 juta.
Sedangkan, pendapatan di Semester I-2020 sebesar Rp22,35 miliar atau meningkat 30,6 persen dibandingkan pada Kuartal I-2020 yang senilai Rp15,51 miliar.
Komentari tentang post ini