Peserta festival terdiri dari plantations, roasters, brewers, coffee machines, café brands, coffee utensils, coffee bar, dan coffee merchandising. Bagi pecinta dunia kecantikan, ICF menghadirkan coffee spa sebagai alternatif. Acara ini juga akan dimeriahkan pertunjukan seni, business matchmaking, lelang kopi, roasting workshop, brewing workshop, café, coffee bar, dan kunjungan di kebun kopi Kintamani.
Sebagai pusat kopi dunia di masa depan, produsen dan industri perkopian dalam negeri pantas berbenah secara serius. Festival ini juga diharapkan menjadi ajang penting bagi hubungan semua pemangku kepentingan di dalam negeri.
Kepala Pusat Humas Kemendag, Ani Mulyati mengungkapkan ICF ingin menciptakan hubungan saling menguntungkan antara industri kopi dari hulu hingga hilir, yaitu antara petani, pedagang, produsen, eksportir dan importir kopi. “Pada akhirnya hubungan ini akan menambah nilai kopi Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan para pelaku industri kopi dalam negeri,” jelas Ani.
Pengembangan konsumsi kopi juga terus meluas seiring perubahan gaya hidup. Menikmati kopi kini tak lagi didominasi di warung-warung rakyat. Kelas menengah atas kini terus tumbuh sebagai penikmat kopi di kafe-kafe. “Hal tersebut mendorong konsumsi kopi dalam negeri naik 6%-8% per tahun,” ungkap Ani.