JAKARTA – Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan apresiasi terhadap pelaku usaha yang terus melakukan peningkatan ekspor di tengah pandemi.
Hal tersebut, disampaikan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (16/2/2022).
“Üpaya yang dilakukan oleh para pelaku usaha ini tentunya sejalan dengan program Kementerian Pertanian untuk mendorong peningkatan ekspor”, kata Nasrullah.
Menurutnya, di tengah pandemi saat ini ekspor komoditas peternakan Indonesia tumbuh positif dan mampu menembus pasar internasional ke-97 negara.
Kemarin Kementan melepas ekspor perdana Suplemen Pakan Ternak PT. Nutricell ke Denmark.
Sebelumnya PT. Intama Taat Anugerah, kembali melakukan ekspor Telur Tetas Final Stock (HE FS) Layer (Ayam Petelur) Strain ISA Brown ke Negara Myanmar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor komoditas peternakan 2021 tercatat senilai USD1 Miliar atau setara Rp15,1 triliun.
Menurut Nasrullah, hasil itu, apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 (year on year/YoY) meningkat sebesar 11,94 persen.
“Pertumbuhan ini melebihi angka pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya sebesar 3,69 persen”, tambahnya.
“Dengan adanya program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (GRATIEKS), kami targetkan pertumbuhan nilai ekspor peternakan pada tahun 2024 naik 300 pwrsen menjadi USD1,9 miliar atau setara Rp27 triliun ke 100 Negara tujuan,” ungkap Nasrullah.
Sementara itu, bertempat di penetasan telur (hatchery) Direktur Utama PT Intama Taat Anugerah, Tjandra Srimulianingsih, menyampaikan, pelepasan pengiriman Telur Tetas Final Stock (HE FS) Layer Strain ISA Brown ke Negara Myanmar sebanyak 30.000 butir telur telah dilakukan pada pekan lalu.
Tjandra menyampaikan terima kasih karena ditengah kasus semakin meningkatnya kembali COVID-19, dipermudah proses perijinan, sehingga dapat segera melakukan ekspor HE ke Myanmar.
PT Intama Taat Anugerah merupakan salah satu unit usaha dari Taat Indah Bersinar Group, dimana usahanya meliputi pembibitan ayam kampung jenis KUB-2, pembibitan ayam petelur (layer), dan penetasan telur (hatchery).
“Seperti kita ketahui bersama, Negara Myanmar sebagai salah satu Negara di ASIA yang sangat membutuhkan banyak suplai akan telur karena keterbatasan produksi dalam negeri akan hasil peternakan,” kata Tjandra.
Komentari tentang post ini