SURABAYA-Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menegaskan Indonesia harus berani memulai mobil listrik nasional dan tidak boleh berhenti hanya karena insiden Tucuxi yang dialaminya di Magetan (5/1).
“Yang jelas saya kagum dan sudah mencoba Tucuxi dalam jarak 1.000 kilometer,” kata Menteri BUMN Dahlan Iskan di Surabaya,10/1/2013.
Dengan kecelakaan tersebut, kata mantan Bos Grup Jawa Pos ini, maka teknologi mobil listrik masih perlu penyempurnaan.
Sehingga mobil listrik ini harus benar-benar lolos uji teknologi.
“Kecelakaan itu harus membuat kita menjadi tahu kelemahannya,” tegasnya.
Setelah dimintai keterangan oleh penyidik di lantai 2 Gedung Regional Traffic Management Centre (RTMC) Ditlantas Polda Jatim, Surabaya, ia menjelaskan andaikata uji coba dilakukan di Jakarta atau Sirkuit Sentul, maka kelemahannya tidak akan diketahui.
Jadi katanya program mobil listrik nasional itu harus lanjut, karena mobil masa depan adalah mobil listrik, sebab energi fosil akan habis.
“Apalagi negara maju seperti Amerika juga baru mulai, bahkan Malaysia dan Singapura masih belum. Soal saya kena tilang itu, pejabat di Amerika juga tidak masalah ditilang,” paparnya
Menurut Dahlan, Indonesia harus menguasai mobil listrik sebagai mobil masa depan.
“Jangan sampai ada kekeliruan seperti masa lalu, karena kita nggak siap, maka pasaran mobil listrik akan dikuasai negara lain dan kita hanya menjadi penonton dan pemakai,” katanya.
Oleh karena itu, sambungnya, dirinya siap dikritik siapapun, termasuk kritik dari rerumputan pun diterima, karena apa yang dilakukan itu semuanya juga dilakukan demi masa depan bangsa dan negara Indonesia.
“Saya siap terhina, tercemar, tersangka, atau saya siap dengan status apa saja (saksi atau tersangka), dipenjara pun siap karena apa yang saya alami justru bermanfaat untuk kepentingan masa depan mobil listrik nasional yang sudah diprogramkan pemerintah,” tukasnya.