KATINGAN– Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) meresmikan Sistem Resi Gudang (SRG) rotan pertama di Indonesia yang berlokasi di Kawasan Industri Rotan Hampangen, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.
Sebagai penghasil rotan terbesar di Kalimantan, kabupaten ini diharapkan mampu mengoptimalkan integrasi hulu dan hilir, antara kebutuhan petani dengan industri.
Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Manajemen Djunaedi menegaskan stok rotan di Katingan sangat melimpah.
Harga rotan terus turun akibat ditutupnya kran ekspor rotan mentah.
Pada saat yang sama, petani/pemungut rotan membutuhkan modal kerja.
“Kebijakan menjadikan rotan sebagai salah satu komoditas yang disimpan di gudang SRG adalah untuk menjembatani kebutuhan petani/pemungut rotan dengan kalangan industri rotan,” ujar Djunaedi, yang mewakili Kepala Bappebti Sutriono Edi, meresmikan gudang SRG untuk komoditas rotan di Katingan, Selasa (22/12).
Produksi rotan yang dihasilkan di daerah sentra produksi dapat diserap dengan mudah dan terjamin mutunya oleh industri.
Ketersediaan stok rotan yang memenuhi kebutuhan industri rotan dapat menjadi modal utama tumbuhnya industri rotan dalam negeri yang berdaya saing.
“SRG merupakan instrumen perdagangan dan pembiayaan yang dapat mendukung upaya peningkatan daya saing perdagangan, dan perluasan akses peningkatan modal kerja bagi para petani, UKM, maupun pelaku usaha lainnya, termasuk untuk komoditas rotan,” tegas Djunaedi.
Djunaedi mengungkapkan, rotan merupakan salah satu penghasil devisa negara yang cukup besar.
Indonesia dikenal sebagai negara pengekspor barang kerajinan berbahan dasar rotan dan sebagai pemasok bahan baku produk rotan terbesar di dunia.
Komentari tentang post ini