Lebih lanjut Arifin juga meminta dilakukan pemutakhiran data-data migas agar lebih bisa memberikan gambaran potensi migas yang jelas kepada investor. Selain itu, perlunya reaktivasi dan evaluasi sumur-sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi dengan optimal.
“Segera evaluasi dan reaktivasi kurang lebih 13.000 sumur yang masih under performed misal karena produksi air tinggi, shut-in yang tersebar di Indonesia, untuk dapat kembali diproduksikan,” tukas Arifin.
Berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbang) ESDM, saat ini ada 757 lapangan migas eksisting yang sebagian besar statusnya sudah mature dan mengalami depleted (penurunan) produksi.
Sebagai solusinya, Badan Litbang ESDM mengusulkan delapan kegiatan prioritas sebagai tindak lanjut arahan Menteri ESDM untuk mengejar target peningkatan produksi migas nasional.
Kepala Badan Litbang ESDM, Dadan Kusdiana, menyebutkan delapan usulan kegiatan prioritas tersebut ialah optimasi primary dan secondary lapangan Blok Rokan, Tertiary Chemical EOR lapangan Minas, reaktivas sumur-sumur under performed, pengembangan Undeveloped Discoveries dan Idle Fields, eksorasi migas non konvensional (shale hydrocarbon dan oil sands), eksplorasi segar, persiapan kontrak terminasi wilayah kerja migas dan pemutakhiran data migas.
Komentari tentang post ini