JAKARTA-Secara nasional, perekonomian Indonesia telah mantap berada dalam kategori perekonomian berpendapatan menengah (middle income country) dan sedang menuju ke negara berpendapatan menengah tinggi (upper middle income country). Keberhasilan ini tidak lantas membuat tantangan perekonomian menjadi lebih ringan.
Struktur produksi yang dimiliki Indonesia tak lagi memadai untuk memenuhi kebutuhan permintaan konsumen kelas menengah yang semakin besar, beragam dan menuntut nilai tambah serta kualitas produk yang kompleks. Sementara itu, komoditas ekspor berbasis aktivitas ekstraktif dengan nilai tambah rendah telah menyebabkan posisi tawar Indonesia cenderung lemah dalam rantai nilai global yang membuat nilai ekspor kita rentan terhadap gejolak nilai tukar. “Salah satu cara untuk mempercepat proses transisi ke negara maju berpendapatan tinggi adalah dengan meningkatkan kehandalan industri dan produk ekspor. Proses industrial upgrading ini akan menempatkan produk kita pada posisi yang lebih strategis dalam rantai nilai global maupun dalam rantai produksi di dalam negeri sendiri,” ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo disela-sela seminar dan dialog dengan tema “Mendorong Reformasi Struktural untuk Penguatan Ekonomi Kawasan Indonesia Barat di Jakarta, Senin (9/6).
Komentari tentang post ini