“Kita sering mengatakan yang penting bukan tingkat bunganya, tetapi aksesnya. Kalau tingkat bunganya tinggi, apa aksesnya banyak? Mestinya, suku tinggi, aksesnya juga sedikit,” ujar dia.
Dia mengaku, sebagian kecil, memang punya kemampuan memimjam, meskipun dengan tingkat suku bunga yang tinggi.
Tetapi, UKM tidak mampu.
“Kalau meminjam dengan bunga 20-30 persen, dia nggak sanggup. Karena UKM hanya bekerja untuk membayar bunga,” ujar dia.
Karena itu, tegas dia BI terus berupaya menekan tingkat suku bunga ini.
“Namun upaya menekan suku bunga ini juga tidak mudah. Sebab syaratnya, kalau landing rate turun maka inflasi harus turun karena cost of fund (biaya dana) dipengaruhi oleh inflasi,” tegas dia.
Untuk menekan inflasi, BI bekerja dengan pemerintah.
Karena inflasi di Indonesia, bukan karena fenomena moneter, tetapi fenomena sektor rill dan femomena administer price.
Inflasi kita akan naik kalau harga cabe, daging, bawang naik.
“Turunnya inflasi berdampak pada rendahnya suku bunga. Karena cost of fund merujuk pada besaran inflasi dan bukan tabungan,” tegas dia.
Komentari tentang post ini