“Premi reguler justru tumbuh 5 persen menjadi Rp83,04 triliun. Ini menunjukkan pola kehati-hatian masyarakat yang memilih pembayaran berkala dan lebih terjangkau,” kata Budi.
Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, industri asuransi jiwa membayarkan klaim dan manfaat senilai Rp110,44 triliun kepada 6,92 juta penerima manfaat.
Nilai ini turun 7,9 persen dibanding periode sebelumnya.
Ketua Bidang Kanal Distribusi dan Inklusi Tenaga Pemasar AAJI, Albertus Wiroyo, menyebut penurunan klaim terutama berasal dari klaim surrender yang anjlok 18,7 persen.
“Ini menunjukkan retensi polis semakin baik. Pemegang polis tidak lagi terburu-buru mencairkan polis untuk kebutuhan jangka pendek,” ujarnya.
Pada lini kesehatan, klaim turun 7,5 persen menjadi Rp19,35 triliun, diberikan kepada 3,19 juta orang.
Nilai klaim kesehatan rata-rata juga turun dari Rp7 juta menjadi Rp6,07 juta.
Wiroyo menilai tren ini sebagai momentum untuk memperkuat tata kelola manfaat kesehatan.
Aset Menguat, Investasi Tetap Solid
Ketua Bidang Operational of Excellence AAJI, Yurivanno Gani, menjelaskan bahwa industri tetap berada pada posisi finansial yang solid.
Hingga September 2025, total aset industri mencapai Rp648,58 triliun (tumbuh 3,2 persen), dengan 88,1 persen berupa aset investasi senilai Rp571,40 triliun.














