JAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendukung penguatan pembangunan struktur industri nasional yang mandiri dan berdaulat, berdaya saing global, serta berbasis inovasi dan teknologi.
Hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan Indonesia menjadi negara industri yang tangguh.
“Untuk itu, kami fokus pada upaya menunjang daya saing industri melalui infrastruktur standardisasi industri serta pemanfaatan sumber daya industri melalui pemanfaatan teknologi modern,” kata Sekretaris Badan Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin, E. Ratna Utarianingrum di Bogor, Selasa (30/5).
Dalam sambutannya mewakili Kepala BSKJI Kemenperin pada acara Temu Usaha Industri 2023 yang diselenggarakan oleh Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Keramik dan Mineral Nonlogam (BBSPJIKMN), Ratna mengemukakan bahwa pemerintah telah meluncurkan serangkaian kebijakan yang strategis meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi industri berorientasi substitusi impor, penumbuhan circular economy, serta peningkatan daya saing industri melalui penguatan standardisasi dan penerapan teknologi industri 4.0.
“Kami juga berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan berkualitas. Salah satu langkahnya adalah dengan menyediakan Lembaga Sertifikasi Profesi yang tersebar di masing-masing satuan kerja di bawah naungan BSKJI,” ungkapnya.
Oleh karena itu, BSKJI Kemenperin mendukung dan mengapresiasi atas terlaksananya Temu Usaha Industri 2023 yang digelar oleh BBSPJIKMN di Bogor.
Kegiatan rutin tahunan ini bertujuan untuk memberikan ruang, waktu, wawasan dan informasi kepada pelaku industri dan publik terkait perkembangan regulasi pemerintah yang berhubungan dengan dunia usaha.
“Selain memperkenalkan model dan sistem informasi layanan publik BBSPJIKMN, kegiatan temu industri juga dimanfaatkan untuk lebih menggiatkan terhadap penggunaan produk dalam negeri,” tutur Ratna.
Pada kesempatan temu industri ini, salah satu pembahasannya adalah peran industri keramik dan mineral nonlogam dalam pembangun Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Tentunya peluang ini untuk mengisi produk-produk industri yang telah tersertifikasi memenuhi mutu Standar Nasional Indonesia (SNI),” imbuhnya.
Komentari tentang post ini