DENPASAR-Industri kreatif merupakan salah satu pilar penting dalam membangun ekonomi nasional. Sektor ini tumbuh 5,76% atau di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,74%, dengan nilai tambah sebesar Rp 641,8 triliun atau 7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. “Sektor ini juga mampu menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing di era globalisasi sekaligus menyejahterakan masyarakat Indonesia,” ujar Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam sambutannya pada acara Pembukaan International Conference Creative Industry (ICCI) 2015 di Denpasar, Bali, Selasa (11/8).
Dari sisi tenaga kerja, jelasnya, sektor ekonomi kreatuf ini mampu menyerap 11,8 juta orang atau 10,7% dari angkatan kerja nasional. Sementara, jumlah unit usaha mencapai angka 5,4 juta unit atau 9,7% dari total unit usaha. “Aktivitas ekspornya pun baik, yakni mencapai Rp 118 triliun atau 5,7% dari total ekspor nasional,” urainya.
Dari 15 subsektor ekonomi kreatif yang dikembangkan, terdapat tiga subsektor yang memberikan kontribusi dominan terhadap PDB, yaitu subsektor kuliner (Rp 209 triliun atau 32,5%), fesyen (Rp182 triliun atau 28,3%), dan kerajinan (Rp93 triliun atau 14,4 %). Melihat lebih dalam pada kinerja ekspor industri fesyen dan kerajinan, ekspor industri fesyen mencapai Rp 76,7 triliun atau meningkat 8% dibandingkan tahun 2012. Sejalan dengan fesyen, pada industri kerajinan pun terdapat peningkatan kinerja ekspor yakni mencapai Rp 21,7 triliun atau meningkat 7,6% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, untuk industri konten, khususnya subsektor permainan interaktif serta layanan komputer dan piranti lunak, meskipun kontribusinya terhadap PDB masih kecil, tetapi industri ini memiliki potensi yang besar untuk berkembang, yang ditandai dengan tingginya pertumbuhan nilai tambah yang dihasilkan dengan rata-rata di atas 10% per tahun selama periode 2010–2013. Bahkan kiprah para pelaku industri konten Indonesia sudah semakin mendapat pengakuan di dunia internasional dengan masuknya beberapa aplikasi nasional dalam Asia’s Top Fifty Applications.
Dalam upaya pengembangan industri kreatif nasional, salah satu langkah strategis yang telah dilakukan Kementerian Perindustrian adalah mendirikan Bali Creative Industry Center (BCIC) di Denpasar, Bali. “BCIC dapat menjadi solusi atas masalah yang kerap dihadapi pelaku industri, khususnya industri kecil dan menengah, seperti keterbatasan bahan baku, minimnya riset dan teknologi, kesulitan promosi dan pemasaran, hingga risiko pencurian desain,” kata Menperin.
Sebagai Center of Excellence industri kreatif nasional, BCIC telah dilengkapi dengan prasarana dan sarana untuk membangun industri kreatif. “Sebagai ‘rumahnya’ orang kreatif, saya yakin BCIC akan melahirkan ide-ide inovatif, kreator-kreator baru, sehingga terciptalahsuatu produk berkualitas tinggi yang tentunya memiliki nilai jual dan mampu bersaing menghadapi era perdagangan bebas,” tegas Menperin.
Secara umum BCIC mempunyai lima peran utama, yaitu sebagai Pusat Inovasi dan Kekayaan Intelektual, Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Pusat Promosi dan Pemasaran, Pusat Pengembangan Industri Software dan Konten, serta Pusat Inkubasi Bisnis. “Tahun 2015 merupakan awal program kegiatan BCIC. Kegiatan yang telah dilakukan cukup beragam, antara lain branding, pelatihan dan creativepreneurship lingkup nasional, inkubator bisnis kreatif, kompetisi desain, klinik desain dan pembuatan purwarupa, serta workshop pengembangan produk dan gelar karya,” sebut Menperin. Untuk itu, tema awareness digunakan sebagai bentuk pengenalan kepada masyarakat umum agar terjadi pengertian dan pemahaman tentang BCIC.
Komentari tentang post ini