Penyebab kedua, lanjutnya, yakni bawang merah yang menyumbang inflasi sebesar 0,06 persen, bobot 0,53 persen dan kenaikan harga menginjak angka 11,58 persen. Ini karena pasokan bawang merah ke daerah-daerah yang kurang. “Kenaikan harga bawang merah terjadi di 79 kota IHK. Yang tertinggi terjadi di Meulaboh sebesar 41 persen dan Lhokseumawe 40 persen,” tambahnya.
Tarif angkutan dalam kota, lanjutnya, turut menyumbang inflasi sebesar 0,04 persen dengan bobot 2,81 persen. Ini karena ada penyesuaian tarif kenaikan BBM dan terjadi kenaikan di 18 kota IHK. “Di Tual yang paling tinggi sebesar 33 persen dan Serang 32 persen,” ucapnya.
Suryamin melanjutkan, penyebab selanjutnya yakni bahan bakar rumah tangga yakni elpiji yang menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen, bobot 1,83 persen dan kenaikannya 1,88 persen. “Ini disebabkan karena kenaikan harga elpiji 12 Kg,” ujarnya.
Penyebab kelima, jelasnya, yakni pada tarif kereta api yang menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen, bobot 0,18 dan kenaikannya mencapai 20,94 persen. “Kenaikan harga terjadi di 21 kota IHK dengan tertinggi di Tegal 55 persen,” tuturnya.
“Keenam adalah gula pasir dengan andil 0,02 persen dan bobot 0,45 persen. Kenaikan harganya mencapai 3,02 persen. Ini Karena menipisnya stok gula dipasaran. Terjadi kenaikan di 72 kota IHK. Tertinggi di Tegal sebesar12 persen,” jelasnya.