JAKARTA-Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pada November 2021 terjadi inflasi sebesar 0,37 persen.
Dari 90 kota, sebanyak 84 kota mengalami inflasi dan enam kota mengalami deflasi.
Kepala BPS Margo Yuwono pada konferensi pers virtual Rabu (1/12/2021) mengatakan, inflasi tertinggi terjadi di Sintang sebesar 2,01 persen dan terendah terjadi di Bima dan Pontianak masing-masing sebesar 0,02 persen.
Dia menambahkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,84 persen.
“Lalu kelompok transportasi sebesar 0,51 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,37 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,35 persen,” kata Margo.
Kemudian kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,22 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,18 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,14 persen.
Kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,09 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen.
Sedangkan untuk kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan serta kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan.
Margo mengatakan, tingkat inflasi tahun kalender (Januari–November) 2021 sebesar 1,30 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2021 terhadap November 2020) sebesar 1,75 persen.
Komponen inti pada November 2021 mengalami inflasi sebesar 0,17 persen.
Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–November) 2021 sebesar 1,40 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (November 2021 terhadap November 2020) sebesar 1,44 persen.
Komentari tentang post ini