Ini untuk mengetahui kandungan BPA berdasarkan lamanya kontak antara air dan galonnya.
“Airnya kemudian diinjeksikan lagi ke HPLC. Sekalipun ada kenaikan migrasinya, tapi lagi-lagi hasilnya menunjukkan kandungan BPA-nya masih jauh di bawah ambang batas aman yang diwajibkan BPOM,” tukasnya.
Selain berdasarkan lamanya penyimpanan, pengujian juga dilakukan berdasarkan suhu.
Dalam hal ini, ada tiga suhu yang digunakan, yaitu pada suhu ruang, temperatur panas 40 derajat Celcius, dan suhu 90 derajat Celcius dengan memanaskan galon di dalam oven.
“Kemudian air galon dari masing-masing temperature tadi dianalisa dengan cara menginjeksikan ke alat HPLC. Hasilnya menunjukkan semakin tinggi suhu, migrasi BPA-nya memang semakin banyak. Tapi, jumlahnya juga masih di bawah ambang batas aman,” ucapnya.
Komentari tentang post ini