Sebelum pemutaran film, Jiwo Kusumo mengungkapkan bahwa film Cinta Tapi Cinta ini digarap dengan sepenuh hati.
Terlebih, dia juga mencermati situasi dan kondisi bangsa saat ini yang membutuhkan cinta dan ketulusan.
“Film Cinta Tapi Cinta ini lahir dari hati kami, kami mencermati apa yang dibutukan bangsa saat ini yakni cinta kasih, kasih sayang dan ketulusan,” kata sang sutradara Jiwo Kusumo di lokasi.
Jiwo Kusumo menambahkan, bahwa dirinya melihat sosok Ganjar Pranowo dan Siti Atikoh bisa menjadi teladan para generasi muda, milenial dan generasi Z berlajar tentang arti ketulusan.
“Kami melihat sosok Pak Ganjar Pranowo dan Bu Atikoh menjadi teladan geerasi muda, milenial dan Gen Z tentang ketulusan. Maka film ini dipersembangkan untuk bangsa yang saat ini butuh cinta,” jelas Jiwo Kusumo.
Dikesempatan yang sama, eksekutif produser film, Eryolanda mengajak masyarakat untuk bisa menebarkan cinta kepada orang-orang terdekat. Utamanya, saat momen pencoblosan suara pada 14 Februari, besok.
“Dimanapun teman-teman berada besok pagi, mari kita ekspresikan cinta di bilik-bilik suara yang tidak terlihat oleh orang banyak,” pungkas Eryolanda.
Komentari tentang post ini