Budaya sosial di NTT memperkuat kerentanan.
Modal sosial berupa kepercayaan, solidaritas keluarga besar, dan penghormatan terhadap figur publik sering membuat warga merasa tidak perlu memverifikasi kebenaran penawaran investasi.
Rasa sungkan mempertanyakan legalitas kepada kenalan atau tokoh masyarakat menjadi pintu masuk utama bagi pelaku.
Celah sosial ini telah lama dimanfaatkan oleh penipu dan terus menimbulkan kerugian.
Semua Bisnis Mengandung Risiko, Tapi Risiko Dapat Dikendalikan
Poin penting yang sering diabaikan adalah bahwa setiap usaha ekonomi, sekecil apa pun, memiliki risiko.
Tidak ada bisnis yang menjamin keuntungan tetap.
Namun bisnis yang sah dan sehat selalu memiliki struktur risiko yang dapat dimitigasi, mekanisme kerja yang jelas, dan informasi yang dapat diuji.
Sebaliknya, investasi bodong menolak transparansi.
Mereka menawarkan keuntungan tetap tanpa menjelaskan mekanisme, tanpa pembukuan yang dapat diaudit, serta tanpa izin legal. Pemahaman kritis tentang risiko harus menjadi fondasi masyarakat ketika mengambil keputusan finansial.
Masyarakat perlu membiasakan diri bertanya. Siapa pengelolanya. Apa izin resminya. Bagaimana mekanisme kerja dananya.
Dari mana keuntungan diperoleh. Seberapa besar risiko kerugiannya. Apakah imbal hasil yang dijanjikan sejalan dengan kondisi pasar dan logika ekonomi.















