Kepada sejumlah korban, komplotan ini menawarkan pinjaman dana untuk membeli saham IPO.
Ada salah satu korban, kata Agnes, dana itu ternyata dari rekening pinjaman online.
Yang juga aneh, kata Agnes, IPO berulangkali ditunda atau mundur.
Salah satu alasannya karena pemilu di Amerika Serikat.
Puncaknya, ketika para korban sudah melunasi saham IPO, ternyata modal dan keuntungan tidak bisa ditarik.
“Dalihnya bermacam-macam dan aneh-aneh alias tidak masuk akal,” kata Agnes.
Korban akhirnya menyadari telah terperdaya perdagangan saham berkedok broker ilegal mencatut nama TD Ameritrade.
Dahulu TD Ameritrade adalah broker ternama di AS. Pada 2020, Charles Schwab mengakuisisi TD Ameritrade, seluruh layanan serta platform trading diintegrasikan ke ekosistem Charles Schwab.
Platform TD Ameritrade sendiri telah ditutup Mei 2024.
“Kami berharap pihak berwajib dan seluruh instansi terkait bisa segera membongkar sindikat ini dan membantu meringankan kerugian korban. Kami berharap masyarakat berhati-hati agar tidak ada lagi korban baru,” ujar Agnes.
Komentari tentang post ini