Ada juga PT Indomangan Industri yang membangun smelter mangan dengan nilai investasi sebesar Rp 1,2 triliun. Perusahaan ini merupakan joint venture antara Inggris dan Indonesia. Perusahaan ini akan mendatangkan bahan baku dari tambang batu mangan di Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Barat untuk diolah di pabrik yang sedang dibangun di KEK Palu. Targetnya, pabrik itu bisa beroperasi tahun 2020.
Selain itu terdapat beberapa investor yang sedang melaksanakan konstruksi diantaranya adalah PT Alfa Industri Mandiri yang akan membangun Pabrik Pengolahan Karbon Aktif, Coco Feat, dan Coco Fiber yang berbahan baku kelapa. PT Sarana Dwima Jaya yang akan membangun pabrik baja ringan dengan nilai investasi sebesar Rp 10 Miliar. Serta ada PT Sulawesi Global Komoditi yang bergerak dibidang pengolahan kakao dan gudang pengeringan dengan nilai investasi Rp 510 juta.
PT. Sula Kor Energi yang akan membangun pembangkit listrik 33 MW senilai Rp 1,5 triliun. dan PT Hashimoto yang akan membangun industri wood pelet dengan nilai investasi Rp 2,4 triliun.
Sedangkan investor yang sudah produksi di KEK Palu adalah PT Asbuton Jaya Abadi yang bergerak di bidang perdagangan besar bahan bakar padat, cair dan gas dengan nilai investasi Rp 100 miliar. PT Hong Thai International yang bergerak di bisnis pengolahan getah pinus dengan nilai investasi Rp 13,7 miliar dan telah melakukan ekspor sejak akhir 2018. Nilai ekspor pada tahun 2019 adalah sebesar USD 2.1 juta untuk Gumrosin dan USD 3.3 juta untuk Turpentin.
PT. Kaili Rotan Industri yang bergerak di pengolahan barang jadi maupun setengah jadi dari bahan rotan, bambu dan kayu dengan investasi Rp 25,5 miliar. Dan PT. Tata Kokoh Abadi yang memproduksi batu bata dari tanah liat/keramik, perdagangan besar genteng, batu bata, ubin dan sejenisnya dari tanah liat, kapur semen atau kaca dengan nilai investasi Rp 20 miliar.
”Kami bersyukur calon investor terus berdatangan ke KEK Palu. Wilayah kami memang relatif aman dari bencana. Pada saat bencana alam tahun lalu itu hanya kantor pengelola KEK saja yang rusak. Semua pabrik milik investor tidak rusak,” katanya.
Sementara itu, KEK Pariwisata Tanjung Lesung di Kabupaten Pandeglang, Banten terus berbenah pasca bencana tsunami tahun lalu. Fasilitas yang mengalami kerusakan pasca tsunami adalah Beach Club, Tanjung Lesung Beach Hotel, komplek Villa Kalicaa dan Golf Course. Total kerugian mencapai Rp 150 miliar.
”Kami perbaiki fasilitas-fasilitas yang rusak itu,” kata Poernomo Siswoprasetijo, Direktur Utama PT. Banten West Java. Pihaknya juga bersama BNPB dan BMKG melakukan mitigasi bencana. Misalnya dengan mengembangkan berbagai peralatan dan radar untuk deteksi dini tsunami.
”Bagaimana kami juga mengamankan pengunjung dan investor, misalnya dengan pengembangan shelter atau tempat berkumpul wisatawan ketika ada peringatan dini tsunami. Sehingga memberikan keamanan dan kenyamanan kepada para pengunjung,” kata Poernomo.
Komentari tentang post ini