KUTA-Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengakui China masih menjadi investor paling dominan dan serius di Kalimantan Barat (Kalbar). Mereka mayoritas berinvestasi pada sektor pertambangan dan energi. “Ke depan, saya berharap tidak hanya satu negara saja yang mendominasi. Karena supaya ada pemerataan investasi,” katanya usai menghadiri one on one Regional Diplomatic Meeting yang difasilitas DPD RI di Stone Hotel, Sabtu 8 Desember 2018.
Setelah China, kata Sutarmidji, peringkat kedua investor besar di Kalbar adalah Malaysia. Namun perusahaan-perusahaan negeri Jiran ini lebih menguasai sektor komoditi kelapa sawit. “Mereka berpengalaman pada sektor perkebunan,” ucapnya.
Banyaknya industri pertambangan dan perkebunan ini, lanjut Sutarmidji, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Pemprov Kalbar. Karena ketersediaan pasokan listrik untuk sejumlah industri tak boleh mengalami defisit. “Sayangnya kebutuhan listrik Kalbar sebanyak 650 MW, ternyata 150 MW masih diimpor dari Serawak. Tentu ini memprihatinkan,” jelasnya lagi.
Komentari tentang post ini