Oleh: Saiful Huda Ems
Awalnya kirain hanya saya sendirian dari para pendukung Joko Widodo (Jokowi) yang kesal dan protes ke Presiden Jokowi.
Ternyata lambat laun, satu persatu teman-teman lainnya, pun punya pikiran yang sama, kesal dan protes keras ke Presiden Jokowi.
Ada Denny Siregar, ada Eko Kuntadhi, ada Alifurrahman dll.
Ya syukurlah, kita memang bertanggung jawab untuk mengingatkan Jokowi sebagai tanda cinta kita pada Presiden Jokowi yang sejak awal kita hormati.
Memang tragis sekali di akhir masa jabatan periode kedua Presiden Jokowi ini, dia terlihat sekali semakin hari permainan politiknya semakin sangat brutal, diluar nalar sehat apapun alasannya.
Hingga terbukalah apa-apa yang selama ini disembunyikannya, dan nyaris tak terbaca.
Kekuasaan itu memang sangat menggoda.
Jarang sekali orang sanggup menghindari godaannya.
Aji mumpung akan selalu menyertai orang-orang yang sudah tergoda, dan berbagai cara akan dilakukannya sampai semua lebido berkuasannya terpuaskan.
Ada adagium yang sangat populer di kalangan politisi, periode pertama ngumpulin buat balik modal, periode kedua baru cari keuntungan.
Saya berharap dan selalu mendoakan Pak Jokowi tidak melakukan itu, melainkan cukup berhenti di permainan kotor dalam ranah politik dan hukum saja, biar rasa kecewa saya dkk. tak terlalu ruarrr biasa lagi.
Tuh, mayoritas hakim Mahkamah Konstitusi (MK) dan mantan-mantan hakim MK, termasuk para pakar Hukum Tatanegara saja terheran-heran dan menganggap cacat hukum, serta mayoritas sepakat semua keputusan MK soal batas usia Capres/Cawapres itu berhubungan erat dengan Presiden Jokowi.
Maksudnya ada campur tangan Presiden Jokowi, yang kadang sebagian menghaluskan bahasanya dengan campur tangan kekuasaan.
Mau mengelak gimana lagi Pak?.
Komentari tentang post ini