JAKARTA-Panggung politik nasional mulai memanas.
Ini berawal saat Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkap secara terbuka isu ‘kudeta paksa’ terhadap Partai berlambang mercy itu.
Putra Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menyebut ada lima orang istana negara yang hendak merebut pucuk kepemimpinan partai berlambang Bintang Mercy dari tangannya secara paksa.
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab meyakini isu kudeta berembus karena SBY mulai panik lantaran elektabilitas putra kesayangannya itu tak kunjung meningat alias belum moncer di papan survei.
“Kepanikan SBY karena dukungan terhadap AHY belum menunjukan kenaikan signifikan,” kata Fadhli seperti dikutip SINDOnews, di Jakarta, Selasa (2/2/2021).
Analis politik asal UIN Jakarta itu menilai kepanikan itu terlihat karena SBY menyadari berbagai momentum politik kedepan juga cukup berat.
Isu normalisasi Pilkada Serentak yang tadinya mendapat dukungan mayoritas parpol tiba-tiba berubah arah menjadi pukulan bagi ‘Demokrat’ karena dinilai menutup jalan bagi AHY untuk membuktikan diri.
Komentari tentang post ini