SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bekerjasama dengan Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) mengembangkan aplikasi SahabatCAPD, untuk memudahkan dokter dalam melakukan pemantauan pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD).
Menurut Dosen Departemen Teknik Informatika ITS sekaligus Ketua Tim Peneliti, Dini Adni Navastara, aplikasi SahabatCAPD memiliki tugas untuk meningkatkan sistem pemantauan dan pengelolaan kondisi pasien gagal ginjal kronis.
“Aplikasi ini juga mampu mengenali pola-pola yang rumit dan menafsirkan data cairan buangan dengan lebih akurat, sehingga memungkinkan untuk mendeteksi kemungkinan risiko komplikasi dengan lebih baik. Ada juga yang fitur dapat memberikan informasi tambahan kepada dokter untuk memudahkan dalam melakukan diagnosa perkembangan pasien secara lebih komprehensif,” papar Dini di Surabaya, Senin(1/4/2024).
Selama ini, sekitar 16 % risiko kematian pasien terapi CAPD disebabkan oleh komplikasi akibat kelalaian, kesalahan teknis dan kesalahan dalam pemantauan terhadap pasien.
Komentari tentang post ini