Dini menceritakan juga inovasi ini berawal dari gagasan kreatif mahasiswa ITS yang berpartisipasi dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2021 lalu.
Sebagai dosen pembimbing dalam tim, perempuan yang kerap disapa Dini ini melihat potensi besar dalam ide tersebut untuk meningkatkan sistem pemantauan dan pengelolaan kondisi pasien gagal ginjal kronis.
“Namun, anggota tim mahasiswa tersebut saat ini telah menyelesaikan studinya di ITS,” ungkapnya, di Surabaya, Senin(1/4/2024).
Tak ingin mengakhiri pengembangan inovasinya, dosen Departemen Teknik Informatika ITS tersebut memutuskan untuk melanjutkan penelitian dalam pengembangan dan penyempurnaan aplikasi, termasuk dengan menerapkan teknologi deep learning di dalamnya.
Pemilihan teknologi ini didasarkan dari penelitian sebelumnya yang menunjukkan keberhasilan deep learning dalam mendiagnosis kondisi medis melalui citra.
“Meskipun begitu, belum ada penelitian khusus berbasis deep learning terkait CAPD untuk deteksi risiko komplikasi menggunakan effluent dialysate,” tambah Dini.
Komentari tentang post ini