Selain itu, juga ditunjang sebagian besar penjualan lahan di Kendal, Jawa Tengah yang meningkat lebih dari dua kali lipat dari Rp463,6 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp1,11 triliun pada tahun 2023.
Muljadi mengatakan, pendapatan KIJA dari Pilar Infrastruktur seperti listrik, air, pengelolaan limbah, pengelolaan estate, dan pelabuhan meningkat sebesar 17% dari Rp1,246 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp1,452 triliun pada tahun 2023.
Namun laba kotor KIJA tumbuh 7% menjadi Rp1,53 triliun pada tahun 2023.
Pada saat yang sama, margin laba kotor terkonsolidasi tercatat 46% pada tahun 2023, dibandingkan dengan 52% pada tahun 2022.
Muljadi mengatakan, faktor utama yang menyebabkan penurunan margin laba kotor ini adalah kontribusi (relatif) yang lebih tinggi dari penjualan lahan di Kendal pada 2023, yang memiliki margin lebih rendah dibandingkan dengan penjualan lahan di Cikarang.
Adapun laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) KIJA sebesar Rp1,253 triliun pada 2023, naik15% dibanding Rp1,087 triliun pada 2022.
Per 31 Desember 2023, total kas konsolidasi KIJA tercatat sebesar Rp1,1 triliun, dan kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya pada akhir tahun 2023 sebesar Rp261,9 miliar, termasuk dana cadangan bunga dan pokok sebesar Rp 115,1 miliar yang disyaratkan dalam persyaratan pinjaman Bank Mandiri.
Komentari tentang post ini