Dia menyebutkan, pada tahun 2025 tingkat internet ekonomi akan bertumbuh sebesar 24 persen menjadi USD309 miliar dari posisi USD105 miliar di 2020.
“Sekarang ini penetrasi pengguna internet di Indonesia mengalami kenaikan 25,5 juta pengguna baru,” ungkapnya.
Sri Adiningsih menyampaikan, jumlah pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 196,71 juta jiwa atau sebesar 73,7 persen dari total penduduk.
“Berdasarkan riset Google, Temasek dan Bain & Company pada November 2020, ekonomi digital Indonesia dan Vietnam masih akan bertumbuh double digit,” jelas Guru Besar UGM ini.
Pada 2020, ekonomi digital Indonesia bertumbuh 11 persen (year-on-year) menjadi USD44 miliar. Sedangkan, pertumbuhannya dari posisi per akhir 2020 sampai 2025 akan sebesar 23 persen menjadi USD124 miliar.
“Jadi layanan keuangan, termasuk perbankan dituntut untuk bertransformasi yang sejalan dengan digitalisasi ekonomi,” tuturnya.
Sejauh ini, lanjut dia, tantangan pengembangan digital banking masih terkait persoalan mengenai belum adanya Undang-undang tentang keamanan dan ketahanan siber.
Selain itu, belum adanya protokol penanganan insiden teknologi informasi (IT), baik secara nasional sektoral maupun individu bank.
“Otoritas terkait perlu mengantisipasi perkembangan digitalisasi keuangan yang pesat, agar sektor keuangan bisa berkembang sehat, kuat dan efisien, serta tidak menimbulkan instabilitas keuangan di masa mendatang,” papar Sri Adiningsih.