Karena itu kata dia, perlu ada keseimbangan antara ekspansi kredit, margin, BOPO. Semua harus saling mendukung. “Kalau hanya mengejar NIM, tetapi landingnya nggak jalan, nggak dapat keuntungan juga,” tutur dia.
Dia mengatakan, kenaikan suku bunga acuan tidak selamanya direspon perbankan dengan kenaikan suku bunga kredit karena itu akan merugikan bank sendiri. Sebab, kalau suku bunga kredit naik yang jebol justru di NPL. “Sekarang, NPL perbankan kita sedang bagus-bagusnya sekitar 2,3 persen secara nasional. Kalau ngejar NIM, lalu NPL naik ya sama saja bohong. Jadi, memang uniknya bank itu memainkan semua indikator yang ujung-ujungnya mencari laba,” tutur dia.