Kedua, menguatnya posisi dan peran politik kelompok minoritas yang mengusung isu antikemapanan. Keberhasilan partai politik ultra-nasionalis (sayap kanan jauh) menguasai pemerintahan dan mengubah kebijakan pemerintahan di sejumlah negara Eropa menjadi bukti nyata. Kondisi ini misalnya terjadi di Polandia, Italia dan juga kemenangan kelompok pro Brexit di Inggris.
Ketiga, dalam konteks domestik Indonesia, kedua hal di atas juga tengah terjadi. Isu terorisme makin menguat dan tidak bisa dipungkiri bhw isu ini menggiring opini negatif atas umat Islam. Ruang demokrasi juga sedang mencuatkan posisi dan peran politik yg lebih besar kepada unsur minoritas. Sebut saja isu Pilkada DKI Jakarta.
Keempat, Indonesia masih menyimpan riwayat konflik SARA yang panjang dan tetap menjadi bahaya laten. Faktor kesenjangan sosial-ekonomi tetap menjadi pemicu paling mendasar.
Kelima, munculnya gejala arogansi dan kontroversi kebijakan yang dipersepsi oleh unsur mayoritas sebagai upaya untuk memenangkan agenda unsur minoritas.
Komentari tentang post ini