“Ya, Tidak tertutup kemungkinan itu dibahas. Bisa saja, kan ditahap terakhir ada general debate, merekomendasikan satu tambahan, divoting suara terbanyak, bisa juga melalui musyawarah,” terang anggota Komisi XI DPR.
Meski demikian, Hafisz mengungkapkan perang antara Rusia dengan Ukraina tidak masuk dalam agenda pembahasan IPU.
Ada empat agenda utama yang akan dibahas dan telah ditetapkan DPR yakni perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan, penanganan pandemi dari pasca pandemi, demokrasi dan HAM, perdamaian, stabilitas global dan isu-isu strategis lainnya.
Namun berkaca dengan pertemuan parlemen dunia sebelumnya yang digelar di Madrid, Spanyol, dimana Indonesia menyuarakan permasalahan hak asasi manusia (HAM) di Palestina mendapatkan respon positif dari sekira 40 negara.
Mereka mendukung meski kemudian usai pertemuan jumlahnya terus menurun.
“Memang tidak membahas itu, tetapi bisa saja itu muncul. Kita harus siap itu (perang Rusia-Ukraina) dimunculkan oleh negara-negara tertentu,” jelas Mantan Ketua Komisi VI DPR.
Lebih jauh Hafisz Tohir mengakui dampak dari perang Rusia dan Ukraina sangat besar bagi dunia.
Rusia misalnya, diketahui memasok bahan bahan minyak (BBM) bagi kebutuhan seluruh dunia. Begitu juga dengan Ukraina, negara ini memasok gandum separuh dari kebutuhan dunia.