Program DDS merupakan fasilitas pendampingan oleh para desainer Indonesia kepada UKM ekspor dalam pengembangan desain produk sehingga menghasilkan prototype/purwarupa produk ekspor yang memenuhi standar kualitas ekspor. Selain itu, satu hal yang juga penting bahwa desain produk berkualitas ekspor itu tetap memiliki unsur Indonesia dan kearifan lokal dari daerah produksi produk tersebut. “Pendampingan dilaksanakan di lokasi workshop UKM ekspor yang difasilitasi,” tambah Sulis.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan mutu desain produk UKM, mempromosikan desainer dan UKM, memenuhi kebutuhan UKM terhadap pengembangan produk berorientasi ekspor, serta memfasilitasi alih pengetahuan dari desainer yang berpengalaman kepada desainer lokal/daerah. Pilot project program DDS dilaksanakan di Cirebon pada bulan November 2012 yang merupakan kerja sama antara Ditjen PEN dengan JICA, untuk produk furnitur rotan dengan tujuan mempromosikan industri rotan Indonesia. Pada tahun 2013, program DDS dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan di Sukoharjo dan Yogyakarta untuk produk furnitur, rotan, dan bambu. Produk purwarupa hasil dari program DDS tahun 2013 ini dipamerkan di pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2013. Pada tahun 2014, program DDS kembali dilaksanakan sebanyak 13 kegiatan di 11 daerah. Hasil dari program DDS 2014 telah dipamerkan di TEI 2014. “Perusahaan yang memiliki desain produk yang berkualitas lebih berpeluang memenangkan persaingan pasar,” ujar Sulis.
Komentari tentang post ini