JAKARTA-Konsultan Komunikasi Politik, AM Putut Prabantoro meminta masyararakat Jogyakarta agar berada di garda terdepan gerakan anti politik uang mengingat posisinya sebagai salah satu daerah yang menjadi barometer politik di Indonesia. Demi eksistensinya sebagai kota sejarah, masyarakat Jogyakarta seharusnya merasa tersinggung dengan praktik budaya “serangan fajar”. “Yogyakarta memiliki kekuatan moral melakukan perubahan politik bagi Indonesia untuk menuju negara demokrasi yang bersih, jujur dan tanpa politik uang. Karena itu, masyarakat Jogyakarta secara tegas menolak politik uang serta mengawali pembaruan politik bersih serta bermartabat sebagaimana ketika memulai Orde Reformasi pada 1998,” ujar Putut, di Jakarta, Minggu (15/6).
Catatan sejarah menunjukkan bahwa setiap langkah perubahan politik Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peranan Jogyakarta sebagai Kota Sejarah yang terkait dengan posisinya sebagai Kota Pelajar. Contoh yang masih hangat dalam ingatan adalah perubahan politik Indonesia dengan berakhirnya kekuasaan Orde Baru diawali dengan Pisowanan Agung masyarakat Jogyakarta kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X pada tahun 1998.