CILEGON-Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi langkah PT Chandra Asri yang melakukan investasi Rp60-80 triliun untuk membangun pabrik petrokimia di Cilegon Banten. Saat ini, nilai impor bahan petrokimia masih sangat besar.
Karenanya, diharapkan, dengan investasi yang besar itu maka impor bahan petrokimia betul-betul distop bahkan Indonesia justru bisa mengekspornya.
“Feeling saya mengatakan, 4 tahun lagi kita, 3 atau 4 tahun lagi kita sudah tidak mengimpor lagi yang namanya bahan-bahan petrokimia dan justru bisa kita ekspor,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada peresmian beroperasinya pabrik polyethylene baru milik PT Chandra Asri Petrochemical, di Cilegon, Banten, Jumat (6/12) pagi.
Menurut Presiden, ekspor bahan kimia mencapai Rp124 triliun. Sementara impor bahan kimia saat ini 317 triliun. Artinya, defisitnya Rp193 triliun.
Angka defisit ini sangat besar sekali sehingga nanti dengan investasi yang berikutnya dari Chandra Asri sudah bisa menyelesaikan ini.
“Ini yang kita harapkan,” tegasnya.
Begitu juga dengan kebutuhan domestik polyethylene yang mencapai 2,3 juta ton per tahun, sementara kapasitas produksi nasional baru 780.000 ton. Artinya, lanjut Presiden, Indonesia masih impor 1,52 juta ton.
“Jangan berikan peluang-peluang seperti ini ke negara lain. Kalau kita bisa membuat sendiri kenapa kita harus impor. Segera selesaikan Pak Prayogo pabriknya, kalau bisa jangan sampai 4 tahun, 2 tahun selesai gitu. Dikebut,” pinta Presiden Jokowi kepada Chairman PT Chandra Asri Prajogo Pangestu yang hadir dalam kesempatan itu.
Presiden menilai pembangunan pabril petrokimian dan polyethylene miliki PT Chandra Asri Petrochemical itu merupakan langkah konkret yang diperlukan oleh negara, bukan wacana-wacana.
“Ini kita masih defisit segitu gedenya. Jadi kalau datang ke saya itu betul-betul, saya akan datang kalau pabriknya sudah jadi dan beroperasi. Itu baru benar, saya datang. Kalau groundbreaking saya sudah enggak mau suruh groundbreaking,” jelas Presiden.
Komentari tentang post ini