Oleh: Saiful Huda Ems
Karakter plin plan dan manipulatif Jokowi menghasilkan perpecahan bangsa yang tiada habis-habisnya, mulai dari perpecahan masyarakat di akar rumput hingga elit.
Jika kemarin-kemarin terjadi pembelahan di tengah rakyat dengan munculnya fenomena Kampret, Kadrun dan Cebong, sekarang di tataran elit partai dan organisasipun terjadi perpecahan yang lebih parah dan membingungkan.
Saya amati anggota-anggota advokat, bahkan sesama satu Organisasi Advokat (OA) pecah.
Organisasi-organisasi relawan yang dahulu satu kubu pecah dan saling ejek mengejek.
Sesama anggota-anggota partai pecah, bahkan kami dahulu yang sama-sama berjuang untuk menghantam Pengurus Partai Demokrat pimpinannya AHY pun sekarang pecah dan saling mengolok satu sama lain.
Alumnus-alumnus Pondok Pesantren atau sekolah-sekolah, kampus-kampus dll pecah dan ribut sendiri-sendiri.
Bahkan dalam satu keluargapun banyak yang bertikai satu sama lain.
Polisi-polisi dan tentara-tentara juga banyak yang resah, dan banyak mendapatkan bullyian dimana-mana.
Sebagian yang lain juga menggrutu sendiri karena batinnya pedih, dirinya ditarik-tarik ke politik padahal harusnya netral.
Kenapa sekarang semuanya menjadi seperti ini? Dahulu di era sebelum Rezim Jokowi, bahkan di era Rezim Soehartopun pertentangan itu memang ada, namun sangat teramat jarang terjadi permusuhan yang gila-gilaan dan berskala massif seperti sekarang.
Bahkan rakyat saat itu terlihat jauh lebih kompak.
Tak berlebihan jika kita menyebut Jokowi si biang kerok perpecahan.
Semoga kita semua bersedia melakukan kontemplasi diri, kenapa semua ini bisa terjadi di era kepemimpinan Jokowi.
Kenapa? Haruskah kita mulai berani belajar bertanya, sebetulnya Jokowi ini siapa? Kenapa kehadirannya menjadikan kita malah terpecah belah?.
Dari sisi hukum sudah terlalu banyak hal yang bisa kita jadikan jawaban, betapa rezim Jokowi ini terlalu banyak melakukan pelanggaran.
Dari sisi politik sudah terlalu banyak hal yang bisa kita jadikan peringatan, betapa rezim Jokowi ini terlalu banyak melakukan penyimpangan.
Berani taruhan, hanya di era rezim Jokowi ini APBN jauh lebih banyak terkuras untuk mendanai pengamanan negara dari berbagai aksi demo memprotes Pemerintah, mendanai buzzer dan influencer untuk memperluas pengaruh pemerintahan Jokowi dll.
Mari kita semua sejenak menundukkan kepala dan berdoa, semoga kiranya Allah SWT, senantiasa membimbing dan melindungi kita semua.
Dan semoga kiranya Allah SWT memberikan kita kesadaran untuk tidak mau terpecah belah.
Allahumma sholli ‘ala Sayyidina Muhammad, wa’asyghili dhalimin bi dhalimin…
Wa’akhrijna min bainihim salimiin…Wa ‘ala alihi wasahbihi ajma’in.
Penulis adalah Lawyer dan Aktivis ’98 di Jakarta
Komentari tentang post ini