LABUHANBATU – Pemerintah mengaku dilematis dalam menjaga keseimbangan harga beras di pasaran.
Pasalnya, pada satu sisi petani meminta harga tinggi untuk keuntungan lebih, sedangkan disisi lain, konsumen terutama kaum ibu membutuhkan harga beras yang terjangkau.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam sambutannya pada acara penyerahan bantuan pangan cadangan beras pemerintah kepada Keluarga Penerima Manfaat (PKM) di Kompleks Pergudangan Bulog Bakaran Batu, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatra Utara, pada Jumat lalu.
Kepala Negara mengungkapkan kompleksitas tantangan yang dihadapi pemerintah dalam mengelola kebutuhan pangan nasional.
“Kita ini sulit, kalau harga beras turun, saya dimarahi petani, tapi kalau beras naik, saya dimarahi ibu-ibu,” ujar Presiden.
Presiden Jokowi juga mengeluh bagaimana sulitnya pemerintah dalam mengelola pangan untuk masyarakat Indonesia yang mencapai 270 juta orang.
Ia menyebut adanya tantangan produksi beras untuk memenuhi kebutuhan tahunan sebanyak 31 juta ton, antara lain kondisi iklim.
Komentari tentang post ini