BANTEN-Indonesia sepatutnya tidak hanya berdiam diri saat menghadapi ketatnya persaingan di era global dewasa ini. Sebab sedikit saja negara ini lengah maka sudah menunggu banyak negara lain yang ingin memenangkan persaingan.
Saat bersilaturahmi dengan pengurus besar Al-Khairiyah di Kampus Al-Khairiyah, Cilegon, Banten, Presiden Joko Widodo mengatakan sudah saatnya Indonesia dihadapkan dengan persaingan dan kompetisi. Sebab, persaingan merupakan sesuatu yang dibutuhkan negara ini untuk terus berkembang lebih baik lagi. “Tapi memang kalau kita lihat karakter bangsa ini baru bergerak kalau diberi pesaing. Kalau tidak diberi pesaing malah enak-enakan, malas-malasan. Tapi begitu diberi pesaing malah bangkit,” ungkap Presiden Jokowi di Banten, Sabtu (22/10).
Presiden lalu memberi contoh pada sekitar tahun 1975 hingga 1980. Saat itu, terdapat hanya dua bank milik pemerintah. Itupun dengan pelayanan yang alakadarnya. Namun, dengan adanya pesaing, kini industri perbankan nasional dapat melejit. “Dulu saya ingat kalau jam satu atau jam setengah dua sudah tutup. Loketnya seperti yang ada di gambar (kosong), kantornya juga seperti itu. Karena apa? Mereka tidak ada pesaing, tidak ada swasta. Tapi begitu ada pesaing langsung menjadi 170-an bank. Melejit, semuanya berbenah. Kantor diperbaiki, pelayanan diperbaiki, ATM di mana-mana. Coba kalau dulu tidak ada pesaing, masih seperti itu,” kenang Presiden.
Komentari tentang post ini