JAWA BARAT – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Ulama Nahdatul Ulama (NU) ikut merespon berita bohong tentangan larangan azan dan perkawinan sejenis.
Hal ini disampaikan Jokowi saat kesempatan membuka Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konperensi Besar (Konbes) Nahladul Ulama ke-2, di Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2).
Belakangan ini, penyebaran berita bohong atau hoaks dengan fitnah-fitnah menjelang hajatan besar Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) bulan April mendatang semakin marak.
“Saya titip ini harus betul-betul direspons dengan baik oleh NU, terutama kalau ada fitnah-fitnah, isu-isu yang dari pintu ke pintu. Sudah dari pintu ke pintu, dari rumah ke rumah,” pesan Presiden.
Presiden mempersilakan semua orang untuk mengkampanyekan kebaikan. Namun kalau yang disampaikan adalah hal-hal yang meresahkan, yang mengkhawatirkan masyarakat maka harus dicegah dan harus direspons.
“Kita harus berani merespons ini,” tegas Presiden.
Presiden menunjuk contoh hoaks pemerintah akan melarang azan. Diakui Presiden logikanya enggak masuk. Tapi dari survei, ternyata sembilan juta lebih masyarakat itu percaya.