BALI – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah investor saham periode Januari-November 2024 di Bali mencapai 141 ribu atau naik 22,25 persen dibandingkan periode sama 2023 mencapai sekitar 110 ribu investor (single investor identification/SID).
“Nilai kepemilikan saham di Bali mencapai Rp5,2 triliun atau tumbuh 16 persen,” kata Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu kepada ANTARA di Denpasar, Bali, Kamis (30/1).
Adapun nilai transaksi saham di Bali mencapai Rp2,6 triliun atau meningkat hampir 51 persen dibandingkan periode sama 2023.
Ia melanjutkan jumlah investor reksa dana dan surat berharga negara (SBN) juga mengalami pertumbuhan yakni masing-masing 25,77 persen dan 22,68 persen.
Kemudahan berinvestasi saham diperkirakan menjadi salah satu indikator pertumbuhan minat para investor pasar modal di Bali.
Sebagai gambaran, hanya dengan minimal Rp100 ribu, investor pemula yakni generasi muda sudah bisa berinvestasi saham.
Selain itu, sosialisasi dan literasi keuangan yang menyasar generasi muda yang gencar dilakukan regulator dan lembaga jasa keuangan di Bali juga berperan meningkatkan investor saham.