Sementara jumlah usaha yang paling sedikit terdapat di Kabupaten Kepulauan Seribu yaitu 4.000 usaha atau sebesar 0,31 persen dari jumlah usaha di DKI Jakarta.
“Tapi jika dilihat dari pertumbuhannya sejak tahun 2006, maka pertumbuhan usaha di Kepulauan Seribu, sebesar 23,28 persen yang paling tinggi di Jakarta,” tambahnya.
Dia menjelaskan, tingkat pertumbuhan ini jauh di atas pertumbuhan usaha kota-kota lain di Jakarta dan juga pertumbuhan usaha di DKI Jakarta yang hanya mencapai 7,81 persen.
Pertumbuhan yang cukup tinggi ini salah satunya disebabkan semakin berkembangnya sektor pariwisata di Kepulauan Seribu.
Di sisi lain, Jakarta Pusat merupakan satu-satunya Kota Administrasi di DKI Jakarta yang mengalami penurunan jumlah usaha jika dibandingkan dengan jumlah usaha hasil SE 2006 yakni 8,58 persen.
Salah satu faktor disebakan penataan lokasi usaha kaki lima yakni pengembalian fungsi lahan kepada fungsi awalnya seperti trotoar yang digunakan untuk berdagang kaki lima dikembalikan fungsinya.
“Penyebab lainnya yakni usaha di Jakarta Pusat ter-relokasi ke tempat lainnya di DKI Jakarta,” tandasnya.
Komentari tentang post ini