Dalam waktu 5 bulan sudah ada perombakan kabinet sebanyak dua kali.
Kondisi saat itu tidak semudah sekarang.
Tidak gampang mencari kader-kader yang mumpuni, belum banyak para professor, doktor ataupun para ahli di bidang-bidang yang diperlukan.
Tidak seperti saat ini yang relatif lebih mudah untuk menggalang para cendekiawan.
Pada situasi yang genting tersebut Soekarno meresponnya dengan jumlah anggota Kabinet yang besar.
Kabinet yang dirancang presiden terpilih Prabowo Subianto nampaknya akan beranggotakan menteri-menteri yang jumlahnya cukup besar, walaupun mungkin tidak akan lebih dari 100 orang.
Hal ini menarik untuk disimak dan dianalisa mengapa diperlukan begitu besar jumlah Menteri dan Wakil Menteri.
Ketika menyiapkan kabinetnya untuk periode 2024-2029, Prabowo dihadapkan pada kondisi yang jauh berbeda.
Memang masih banyak persoalan yang dihadapi bangsa baik internal maupun eksternal.
Persoalan global menyangkut peperangan yang masih berlangsung di kawasan Timur Tengah (Israel-Palestina) dan antara Russia-Ukraina yang berdampak kepada persoalan global terkait energi dan pangan.
Komentari tentang post ini