JAKARTA-Dalam rangka keluar dari middle income trap dan menuju pencapaian posisi ekonomi keempat dunia pada tahun 2045 mendatang, kolaborasi yang kuat serta efektif antara sektor BUMN dan Swasta menjadi salah satu hal yang krusial.
Untuk itu, dibutuhkan adanya cetak biru (blueprint) yang menjadi kerangka acuan bersama bagi sinergi BUMN dan Swasta.
Ke depan, terdapat berbagai tantangan dan ketidakpastian yang signifikan diantaranya harga pangan & energi yang masih tinggi, peningkatan risiko geopolitik, kebijakan moneter yang ketat & agresif oleh sebagian besar Bank sentral di Dunia, dan peningkatan risiko yang berpotensi sistemik & permasalahan governance yang ada di sistem keuangan global.
Dalam hal sinergi BUMN-Swasta, BUMN dan Swasta dapat berkolaborasi dengan menggabungkan keunggulan masing – masing.
BUMN yang umumnya memiliki nilai aset relatif besar, ekosistem dan jaringan bisnis yang luas, serta pengalaman di industri yang telah menahun, dan swasta dengan fleksibilitas, tingkat keahlian mumpuni dan spesialisasi yang mendalam, sangat berpeluang untuk dapat menjawab berbagai tantangan ke depan dengan baik.
“Dalam mewujudkan visi besar kita untuk menjadi negara ekonomi ke-4 dunia pada tahun 2045, kolaborasi serta sinergi antara BUMN dan sektor swasta merupakan fondasi yang harus diperkuat. Kami percaya bahwa dengan semangat gotong royong dan prinsip yang saling menguntungkan satu sama lain, tantangan dan kendala sinergi BUMN dan Swasta dapat diatasi,” ujar Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, di sela Forum Sinergi BUMN-Swasta yang diselenggarakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Organisasi, Hukum, dan Komunikasi Yukki Nugrahawan, mengatakan, berdasarkan diskusi panel yang digelar dalam Forum Sinergi BUMN-Swasta, Kadin Indonesia mencatat sejumlah pendapat dan usulan untuk meningkatkan sinergitas BUMN- swasta.
Di antaranya, perlunya keberpihakan terhadap usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang saat ini mencapai 80% lebih dari postur industri di Indonesia.
“Sinergitas BUMN- Swasta sepatutnya bisa membuat usaha-usaha mikro, kecil, dan menengah yang mayoritas berada di daerah menjadi naik kelas,” kata Yukki.
Usulan lain yang juga banyak mengemuka adalah perlunya dukungan pembiayaan dari perbankan, rencana penguatan sinergi antara BUMN dan Swasta ini diharapkan dapat membuka peluang pembiayaan oleh perbankan BUMN dengan skema kerjasama yang efektif.
Untuk itu, Kadin Indonesia bersama BUMN menggagas cetak biru Sinergi BUMN-Swasta, yang akan menjadi panduan bagi kerja sama yang lebih optimal dan efisien.
Kadin Indonesia dan BUMN akan membentuk kelompok kerja dalam waktu dekat untuk menyusun cetak biru yang tidak hanya melihat potensi kerjasama, namun juga akan mencermati tantangan yang ada dalam relasi antara BUMN dan Swasta saat ini, agar tercipta sinergi yang inklusif, saling mengembangkan dan menguntungkan.
Komentari tentang post ini