JAKARTA-Kalangan intelektual terutama para akademisi dituding menjadi agen barat di Indonesia.
“Lihat saja semua pemikiran yang masuk tanpa filter, tidak kreatif dan bahkan buku-buku yang masuk itu 80% dari pemikiran barat,” kata pakar pendidikan Prof Anwar Arifin dalam diskusi “Masa Depan Pendidikan Tinggi di Indonesia,” di Jakarta,Senin (28/10).
Malah, kata Guru Besar FISIP Unhas ini, intelektual perguruan tinggi itu hanya tergantung dari teks dan buku-buku barat.
Penerbitan buku di Indonesia belum mencapai 18.000 judul pertahun (7,11%) dari jumlah penduduk.
Beda dengan Korea Selatan yang mencapai 37.000 judul pertahun, India 60.000 pertahun.
Yang lebih menyedihkan, sambungnya, saat ini tidak ada intelektual Indonesia yang kreatif seperti Bung Karno (BK).
“Dia menggali bagaimana Marhaenisme. Secara sinkretisme BK juga membangun dari berbagai ide kreatifnya,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Anwar, BK juga pula menggali dasar dan pilar negara yang tidak sama dengan negara lain.
“Saya kira belum ada intelektual seperti BK saat ini,” tegasnya.