“Ya memang harus saya lakukan, karena rasanya beda banget, Justru dengan diulek itu tidak terlalu lembut jadi ada sensasi tersendiri saat makan kadang ketemu cabe, bawang, atau merica yang belum tergerus itu tastel-nya rica-rica itu kena banget, gitu,” katanya.
Bungsu dari 7 bersaudara Sri Hartini atau Bu Tin merupakan putri bungsu dari 7 bersaudara dari Bapak Suwaji dan Ibu Suminem.
“Saya paling kecil, paling disayang,”katanya.
Seperti lazimnya orang Jawa zaman dulu, begitu menikah pasangan Suwaji dan Suminem memiliki nama sepuh Martopujono, yang kemudian akrab disapa Mbah Pujo. Sebagian besar saudara Sri Hartini tinggal di Samarinda.
Sri Hartini mempunyai 3 anak yakni perempuan, laki-laki, dan perempuan. Yang pertama sudah menikah, nomor dua sedang kuliah S1 fifiotherapy, dan nomor tiga lagi masuk semester I di Fakultas Psikologi, UII, Yogyakarta.
“Istilahnya pancuran kapit sendang,” ujar Bu Tin mengenai ketiga buah hatinya. (*)
Komentari tentang post ini