Oleh: Saiful Huda Ems
Soeharto dulu juga selalu bilang kedaulatan ada di tangan rakyat, namun ternyata penentu utama pengangkatan atau pemilihan setiap pejabat tinggi bahkan tertinggi negara ada di tangannya.
Apakah sekarang mau terulang lagi hal yang seperti ini di era Joko Widodo.
Gembar-gembor kedaulatan ada di tangan rakyat, namun nyatanya selalu berusaha keras sendiri untuk menentukan semua hal yang berhubungan dengan kekuasaan negara.
Padahal ini negara, milik jutaan rakyat, bukan milik diri sendiri dan keluarga sendiri.
Karenanya, jangan rakus dan tamak!
Beranilah membersihkan kabinet dari para maling, koruptor, jangan menunggu maling-maling atau koruptor-koruptor itu ditangkapi oleh KPK dulu baru direshuffle!
Kami capek dan muak, bertahun-tahun memberitahu si ini korupsi, si itu korupsi, segera reshuffle, namun tetap saja dibiarkan maling sampai KPK sendiri yang menangkapnya dan baru direshuffle.
Itupun kadang karena mereka mengundurkan diri!.
Seorang sahabat setia saya pernah mengingatkan ke saya, bahwa menurut pakar pengamat politik (alm. Arbi Sanit), pernah mengatakan bahwa,”Presiden ini presiden terlemah sepanjang sejarah Pemerintahan Republik Indonesia, karenanya diperlukan banyak kompromi agar pemerintahan dapat terus berjalan dengan stabil”.
Namun setahu saya, pemerintahan ini juga pemerintahan yang didukung oleh jutaan relawan-relawannya yang heroik dan militan.
Lah, kenapa Presiden tidak menggunakan kekuatan dukungan itu untuk mengawal pemerintahannya agar lebih tegas dan lebih kuat menghadapi gerombolan pengacau negara?
Kenapa kekuatan dukungan itu malah digunakan untuk memperkuat dan mempermulus hasrat, ambisi berkuasa untuk keluarganya saja?
Dua periode kami mendukung penuh pemerintahan ini tanpa meminta imbalan apapun.
Tidak apa-apa, karena kami mendukung bukan karena niat buruk, melainkan karena niat baik agar negara ini aman, maju dan lebih beradab.
Namun tolong jangan rusak kepercayaan kami ini dengan noraknya prilaku politik anda di akhir masa jabatannya.
Pemimpin harus dekat dengan tokoh-tokoh loyalisnya yang berani mengingatkannya ketika salah meski ia orang sederhana.
Bukan hanya dekat dengan tokoh-tokoh loyalisnya yang penjilat hanya karena dia kaya raya dan jago kasak kusuk ke elite-elite politik kesana kemari.
Komentari tentang post ini