JAKARTA-Ketua umum Pergerakan Aktivis Nahdliyin Nusantara (PeraNU), KH Andi Jamaro Dulung menilai langkah pemecatan Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar justru menguntungkan beliau, sehingga namanya memiliki nilai jual tinggi di mata jamaah Nahdliyin.
Hal ini karena sosok KH Marzuki Mustamar berhasil membangun PWNU Jawa Timur menjadi organisasi yang bagus, karena program-program keumatannya berjalan baik.
“Saya melihat beliau adalah orang alim dan bersahaya, sehingga kalau ada orang alim dipecat, maka ini adalah pertanda, bahwa beliau berpotensi menjadi calon Ketua Umum PBNU pada masa mendatang. Dengan kata lain, bahwa untuk menjadi Ketua umum PBNU, maka KH Marzuki Mustamar harus dipecat dahulu,” katanya ditemui wartawan pada acara deklarasi dukungan Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) untuk Anies-Muhaimin (AMIN) di Hotel Akasia, Jakarta, Minggu (7/1/2024).
Lebih jauh Mantan Ketua PBNU era KH Hasyim Muzadi ini memberikan contoh secara tersirat, misalnya ada tokoh partai politik yang menjadi menteri, lalu dipecat dan kemudian beberapa tahun ke depan, malah menjadi Wakil Presiden.
“Artinya, pemecatan KH Marzuki Mustamar ini merupakan isyarat langit yang positif. Bahwa seseorang itu harus jatuh dulu, kemudian mental ke atas meraih yang lebih tinggi,” ujar Bang AJD sapaan akrabnya.
Lelaki kelahiran Soppeng, Sulawesi Selatan ini memuji sikap KH Marzuki Mustamar yang tak mau membuat kegaduhan.
Bahkan lebih memilih diam dan legowo, serta tak mempersoalkan jabatan.
“KH Marzuki, selain alim juga memiliki manajemen organisasi bagus, toh terbukti PWNU Jatim dibawah kendalinya, kinerjanya nyata untuk umat. Tak hanya itu, sikapnya yang rendah hati dan tak memberontak patut dipuji, sekaligus diapresiasi,” imbuh mantan Anggota DPR RI.
Sebelumnya, KH. Marzuki Mustamar legowo atas pencopotan dirinya sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama PWNU Jawa Timur (PWNU Jatim).
Kiai Marzuki sapaan akrabnya mengaku telah menerima surat pencopotan dirinya sebagai Ketua PWNU Jatim.
”Saya sebagai kader NU ketika surat itu sudah prosedural, tentu harus diterima. Nggak usah geger-geger atau ramai-ramai,” ucap KH. Marzuki Mustamar di Ponpes Sabilurrosyad, Gasek, Kota Malang, Jumat (29/12/2023).
Dirinya tak mau berandai-andai mengenai penyebab pencopotan dirinya sebagai Ketua PWNU Jawa Timur. Tetapi diakui Kiai Marzuki, seharusnya siapapun bisa mengingatkannya.
”Tapi kalau misal ada yang salah dari keputusan itu (pencopotan jabatannya), maka siapa pun punya tugas dan kewajiban untuk mengingatkan yang salah. Kami belum bisa berandai-andai karena belum tahu (kabar pencopotan itu benar atau tidak),” jelasnya.
Komentari tentang post ini