JAKARTA-Kebijakan defisit anggaran masih menjadi andalan pemerintah untuk mendorong pembangunan, sebagai antisipasi turunnya penerimaan dari sektor pajak, akibat lesunya harga komoditas global. “Pembiayaan defisit ini didesain untuk meminimalkan pengaruh kondisi global yang sangat negatif yaitu turunnya ekspor maupun permintaan barang komoditas yang selama ini menjadi andalan,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Senin.
Sri Mulyani mengatakan kebijakan defisit anggaran diberlakukan karena banyak komitmen belanja utama yang wajib dipenuhi oleh pemerintah seperti anggaran pendidikan, kesehatan, pengadaan alutista maupun transfer ke daerah.
Untuk memenuhi semua kewajiban anggaran tersebut, kata dia, maka selain mengandalkan penerimaan dari sektor pajak maupun penerimaan negara bukan pajak yang masih terbatas, maka pemerintah juga menerbitkan surat utang.
Sri Mulyani mengatakan utang bukan merupakan hal yang tabu untuk dilakukan, karena yang terpenting utang tersebut bisa dikelola dengan baik dan bermanfaat bagi investasi infrastruktur maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Kalau kekhawatirannya ada pada utang, maka kita harus tunjukkan bahwa investasi kita baik perekonomian atau sumber daya manusia melalui pendidikan, kesehatan dan pengentasan kemiskinan membawa dampak lebih besar,” ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Komentari tentang post ini